Stephanus Adjie (Down For Life)

Stephanus Adjie : Motor Penggerak Beragam Mesin Perang

Nama Stephanus Setiadji Anugrah Hendra Noto atau lebih akrab disapa Stephanus Adjie sulit untuk dilepaskan dari perkembangan skena musik ekstrim di Indonesia, Selain menjadi frontman dari band Metalcore asal Solo, Down For Life yang sudah digawanginya sejak 2 dekade silam tepatnya di tahun 1999.

Pria asli Solo ini pun menjadi salah satu ‘Motor Penggerak” di Skena Musik Ekstrim Indonesia khususnya di kota asalnya, tidak hanya melalui ’Mesin Perang’ bernama Down For Life, “Mas Adjie” pun aktif dalam beragam pergerakan musik ekstrim, melalui dua festival besutannya ‘Rock In Solo” dan “Pesta Partai Barbar”.

Tidak terhenti disitu sosok yang cukup gila olahraga sepakbola iini pun turut serta dalam perkembangan literasi di skena musik ekstrim dengan menjadi salah satu kontributor di kanal Supermusic dan Blackandzine milik Blackandje Records.

Perjalanan Dua Dekade Bersama Down For Life

Selama dua dekade ini nama Stephanus Adjie dan Down For Life sangat sulit dipisahkan keberadaannya, bagaimana tidak sosok yang sempat memiliki band Old School Hardcore, Sabotage ini sekarang menjadi satu satunya member dari Line Up pertama Down For Life yang masih bertahan diatas panggung, sepeninggal Ahmad ‘Jojo’ Ashar yang sekarang memutuskan untuk berada dibalik layar dari ‘DFL’.

Dua buah album bertajuk Simponi Kebisingan Babi Neraka (2007) dan Himne Perang Akhir Pekan (2013), disertai E.P bertitel Menantang Langit pada 2017 menjadi media seorang Stephanus Adjie menyuarakan lirik-liriknya bersama Down For Life, dan jangan lupa masih ada single seperti ‘Mantra Bentala’, ‘Apokaliptika’ juga paling terbaru ada ‘Children Of Eden’ yang membuat mesin perang bernama Down For Life beserta Adjie sebagai salah satu motornya seakan-akan tidak pernah kehabisan bahan bakar dan malah semakin berenergi.

Sejak 1999 beragam panggung baik domestik maupun internasional sudah pernah mereka sambangi, seperti halnya Wacken Open Air pada tahun 2018.

Rock In Solo & Pesta Partai Barbar

Energi seorang Stephanus Adjie bisa dikatakan tidak pernah habis, tidak hanya berkarya bersama Down For Life, Pria asli Solo ini pun menyalurkan energi positifnya melalui dua festival besutannya ‘Rock In Solo’ dan ‘Pesta Partai Barbar’.

Rock In Solo sendiri pertama kali digelar pada 2004 di Surakarta, beragam penampil baik dari dalam negeri maupun luar negeri pernah merasakan panggung open air milik rock in solo yang terakhir digelar pada 2015.

Sempat rehat selama 6 tahun, Rock In Solo kembali hadir pada 2021 dengan format hybrid, konser yang diberi nama A Journey Of Rock In Solo: Apokaliptika ini disaksikan sekitar 600 pasang mata secara langsung di Convention Hall Terminal Tirtonadi, Surakarta, dan yang tidak berkesempatan bisa menyaksikan secara daring.

Untuk Pesta Partai Barbar sendiri merupakan hajatnya Down For Life, layaknya Knotfest milik Slipknot, Pesta Partai Barbar menjadi pesta Down For Life bersama kerabat terdekatnya, Pesta Partai Barbar sendiri terakhir kali digelar pada 2019 di Benteng Vastenburg dengan dihadiri 15.701 pasang mata.

Aktif Di Dunia Literasi

Selain itu, Sosok yang cukup gila dengan olahraga Sepakbola ini aktif dalam dunia literasi di skena musik ekstrim dengan menjadi kontributor bagi kanal Supermusic dan sekarang aktif di Blackandzine milik records asal Jakarta, Blackandje.

Di Panggung Hellprint sendiri selain tampil bersama Down For Life baik itu di panggung Open Air maupun Virtual, Stephanus Adjie pun menjadi salah satu pembawa acara di program Supermusic Spirit Of The Decade.

Artikel Terkait

Andyan Gorust : Metal Saved My Life

Oki Fadhlan : Jasad Beat Machine

Supertroops